PENDEKATAN
KONSELING
GESTALT
A.
Konsep
Dasar
Terapi
ini berpandangan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu
keseluruhan. Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari
bagian-bagian , melainkan suatu koordinasi semua bagian tersebut (perasaan,
pikiran, dan sebagainya)
Parsons
mengemukakan beberapa asumsi pokok tentang manusia yang dipergunakan sebagai
dasar dalam terapi gestalt, sebagai berikut:
1.
Manusia meruoakan
keseluruhan yang terdiri dari badan, emosi, fikiran, sensasi, dan persepsi yang
semuanya mempunyai fungsi dan saling berhubungan.
2.
Manusia adalah bagian
dari lingkungannya dan tidak dapat dipelajari dan dipahami diluar dari itu
3.
Manusia adalah proactive
dari pada reactive. Ia menentukan responnya terhadap stimulus yang dari
lingkungannya
4.
Manusia mempunyai
kemampuan untuk menjadi sadar akan sensasinya, pikirannya, emosinya, dan
persepsi-persepsinya
5.
Manusia melalui kesadaran
diri mampu untuk memilih dan bertanggungjawab terhadap tindakan perilakunya
6.
Manusia mempunyai
perlengkapan dan sumber-sumber untuk kehidupannya secara efektif untuk
mengembangkan diri melalui kemampuan yang dimilikinya sendiri
7.
Manusia hanya dapat
mengalami sendiri dalam masa sekarang. Masa lalu dan masa yang akan datang
hanya dapat dialami dengan melalui mengingat-ingat
B.
Hakekat
manusia
Hakekat
manusia menurut konseling Gestalt adalah sebagai berikut:
·
Hanya dapat dipahami
dalam keseluruhan konteksnya
·
Merupakan
bagian dari lingkungannya dan hanya dapat dipahami dalam kaitannya dengan
lingkungannya itu
·
Aktor bukan
reaktor
·
Berpotensi
untuk menyadari sepenuhnya sensasi, emosi, persepsi, dan pemikirannya
·
Dapat memilih
secara sadar dan bertanggung jawab
·
Mampu mengatur
dan mengarahkan hidupnya secara efektif.
C.
Hakekat
Konseling
Hakekat pendekatan pada
konseling ini adalah Re-owning (memilikikembali), Re integrasi
(penyatuankembali)
D.
Karakteristik
KARAKTERISTIK KONSELOR :
· Penuh kesadaran
· Bergairah dan bersemangat
· Humoris, hangat, dan penuh kasih sayang
· Kreatif
· mau
memberikan umpan balik terhadap apa yang dilakukan klien
KARAKTERISTIK KLIEN :
· Aktif dalam menjawab atau memberikan
data yang dibutuhkan konselor
· Meningkatkan kesadaran
· Bertanggungjawab
· Menentukan
keinginannya
E.
Tujuan
konseling
Tujuan utama konseling Gestalt
adalah membantu klien agar berani mengahadapi berbagai macam tantangan maupun
kenyataan yang harus dihadapi. Tujuan ini mengandung makna bahwa klien haruslah
dapat berubah dari ketergantungan terhadap lingkungan/orang lain menjadi
percaya pada diri, dapat berbuat lebih banyak untuk meingkatkan kebermaknaan
hidupnya.
Individu yang bermasalah pada
umumnya belum memanfaatkan potensinya secara penuh, melainkan baru memanfaatkan
sebagian dari potensinya yang dimilikinya. Melalui konseling konselor membantu
klien agar potensi yang baru dimanfaatkan sebagian ini dimanfaatkan dan
dikembangkan secara optimal.
Secara lebih spesifik tujuan
konseling Gestalt adalah sebagai berikut.
·
Membantu klien agar dapat memperoleh kesadaran pribadi,
memahami kenyataan atau realitas, serta mendapatkan insight secara penuh.
·
Membantu klien menuju pencapaian integritas kepribadiannya
·
Mengentaskan klien dari kondisinya yang tergantung pada
pertimbangan orang lain ke mengatur diri sendiri (to be true to himself)
·
Meningkatkan kesadaran individual agar klien dapat beringkah
laku menurut prinsip-prinsip Gestalt, semua situasi bermasalah (unfisihed
bussines) yang muncul dan selalu akan muncul dapat diatasi dengan baik.
F.
Peran dan Fungsi konselor
PERAN KONSELOR :
· Sebagai pembantu ahli
· Sebagai pengamat
· Sebagai ahli bahasa dan komunikasi
· Sebagai frusiator
· Sebagai agen kreatif
· Sebagai guru
FUNGSI KONSELOR :
Menyediakan
suatu suasana yang memungkinkan klien menemukan kebutuhannya sendiri
G.
Hubungan
konselor dengan klien
Praktek
konseling Gestalt yang efektif melibatkan hubungan pribadi ke pribadi antara
konselor dengan klien. Yang penting adalah konseling secara aktif berbagi
persepsi-persepsi dan pengalaman sekarang ketika ia menghadapi klien disini dan
sekarang. Disamping itu, konseling memberi umpan balik, terutama yang berkaitan
dengan apa yang dilakukan oleh klien melalui tubuhnya. Konselor harus
menghadapi klien tanpa menolak klien sebagai pribadi
Proses
membangkitkan perasaan pada klien dapat dicapai dengan cara mengembangkan
hubungan atau aliansi terapeutik yang kondusif, manusiawi, dan menekankan pada
aspek-aspek personal konseli. Karena jika konseli dapat memperoleh kesadaran
tentang masalah-masalah yang tak terselesaikan, maka mereka akan menemukan
jalan yang mudah menuju pemecahan masalah dan mencapai perkembangan dan
aktualisasi diri.
Hubungan yang ditekankan dalam
proses konseling gestalt adalah hubungan yang unik yang mereka sebut “saya dan
kamu” hubungan ini menuntut konselor dan klien untuk sepenuhnya menghayati
keadaan pada tataran “disini dan sekarang”. Konselor bekerja dengan tulus denga
menyadari sepenuhnya perasaan, pengalaman, dan persepsi mereka sendiri, serta
membangun aklim yang dapat mendorong klien mengembangkan kepercayaan,
kesadaran, dan kesediaan untuk mencoba cara-cara baru dalam merasa, berpikir,
dan bertindak.
H.
Teknik
konseling Gestalt
·
Permainan Dialog
Teknik ini dilakukan dengan cara
klien dikondisikan untuk mendialogan dua kecenderungan yang saling
bertentangan, yaitu kecenderungan top dog dan kecenderungan under dog, misalnya
: (a) kecenderungan orang tua lawan kecenderungan anak; (b) kecenderungan
bertanggung jawab lawan kecenderungan masa bodoh; (c) kecenderungan “anak baik”
lawan kecenderungan “anak bodoh” (d) kecenderungan otonom lawan kecenderungan
tergantung; (e) kecenderungan kuat atau tegar lawan kecenderungan lemah
Melalui dialog yang kontradiktif
ini, menurut pandangan Gestalt pada akhirnya klien akan mengarahkan dirinya
pada suatu posisi di mana ia berani mengambil resiko. Penerapan permainan
dialog ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan teknik “kursi kosong”.
·
Latihan saya
bertanggung jawab
Merupakan teknik yang dimaksudkan
untuk membantu klien agar mengakui dan menerima perasaan-perasaannya dari pada memproyeksikan
perasaannya itu kepada orang lain.
Dalam teknik ini konselor meminta
klien untuk membuat suatu pernyataan dan kemudian klien menambahkan dalam
pernyataan itu dengan kalimat : “…dan saya bertanggung jawab atas hal itu”.
Misalnya :
“Saya merasa jenuh, dan saya
bertanggung jawab atas kejenuhan itu”
“Saya tidak tahu apa yang harus saya
katakan sekarang, dan saya bertanggung jawab ketidaktahuan itu”.
“Saya malas, dan saya bertanggung
jawab atas kemalasan itu”.
Meskipun tampaknya mekanis, tetapi menurut
Gestalt akan membantu meningkatkan
kesadaraan klien akan perasaan-perasaan yang mungkin selama ini diingkarinya.
·
Bermain proyeksi
Proyeksi artinya memantulkan kepada
orang lain perasaan-perasaan yang dirinya sendiri tidak mau melihat atau
menerimanya. Mengingkari perasaan-perasaan sendiri dengan cara memantulkannya
kepada orang lain.Sering terjadi, perasaan-perasaan yang dipantulkan kepada
orang lain merupakan atribut yang dimilikinya.
Dalam teknik bermain proyeksi
konselor meminta kepada klien untuk mencobakan atau melakukan hal-hal yang
diproyeksikan kepada orang lain.
·
Teknik pembalikan
Gejala-gejala dan tingkah laku
tertentu sering kali mempresentasikan pembalikan dari dorongan-dorongan yang
mendasarinya. Dalam teknik ini konselor meminta klien untuk memainkan peran
yang berkebalikan dengan perasaan-perasaan yang dikeluhkannya.
Misalnya : konselor memberi
kesempatan kepada klien untuk memainkan peran “ekshibisionis” bagi klien pemalu
yang berlebihan.
·
Tetap dengan perasaan
Teknik ini dapat digunakan untuk
klien yang menunjukkan perasaan atau suasana hati yang tidak menyenangkan atau
ia sangat ingin menghindarinya. Konselor mendorong klien untuk tetap bertahan
dengan perasaan yang ingin dihindarinya itu.
Kebanyakan klien ingin melarikan
diri dari stimulus yang menakutkan dan menghindari perasaan-perasaan yang tidak
menyenangkan. Dalam hal ini konselor tetap mendorong klien untuk bertahan
dengan ketakutan atau kesakitan perasaan yang dialaminya sekarang dan mendorong
klien untuk menyelam lebih dalam ke dalam tingklah laku dan perasaan yang ingin
dihindarinya itu.
Untuk membuka dan membuat jalan
menuju perkembangan kesadaran perasaan yang lebih baru tidak cukup hanya
mengkonfrontasi dan menghadapi perasaan-perasaan yang ingin dihindarinya tetapi
membutuhkan keberanian dan pengalaman untuk bertahan dalam kesakitan perasaan
yang ingin dihindarinya itu.
I.
Tahap konseling Gestalt
Tahap-tahap pada proses konseling
Gestalt adalah:
a. Tahap pertama (the beginning phase)
Konselor menggunakan metode
fenomologi untuk meningkatkan kesadaran konseli, menciptakan hubungan dialogis
mendorong keberfungsian konseli secara sehat dan menstimulasi konseli untuk
mengembangkan dukungan pribadi (personal support) dan lingkungannya (Joyce and
still 2001 dalam safari 2005)
Secara garis besar proses yang
dilalui dalam konseling tahap pertama adalah:
ü Menciptakan tempat yang aman dan
nyaman (safe container) untuk proses konseling
ü Mengembangkan hubungan kolaboratif (
working alliance)
ü Mengumpulkan data, pengalaman
konseli, dan keseluruhan gambaran kepribadiannya dengan menggunakan pendekatan
fenomenologis
ü Meningkatkan kesadaran dan tanggung
jawab pribadi koseli
ü Membangun sebuah hubungan yang
dialogis
ü Membuat prioritas dan kesimpulan diagnosis
terhadap konseli
b. Tahap kedua ( clearing the ground)
Pada tahap ini proses konseling
berlanjut pada strategi-strategi yang lebih spesifik. Konselor mengeksplorasi
berbagai introyeksi, berbagai modifikasi kontak yang dilakukan dan unfinished
business. Disini peran konselor adalah secara berkelanjutan mendorong dan
membangkitkan keberanian konseli mengungkapkan ekspresi pengalaman dan
emosi-emosinya dalam rangka meningkatkan kesadarannya, tanggung jawab pribadi
dan memahami unfinished business.
c. Tahap ketiga ( the existensial
encounter)
Pada tahap ini ditandai dengan
aktifitas yang dilakukan konseli dengan mengeksplorasi masalahnya secara
mendalam dan membuat perubahan-perubahan secara signifikan. Tahap ini merupakan
fase tersulit karena pada saat ini konseli menghadapi kecemasan-kecemasannya
sendiri, ketidakpastian dan ketakutan-ketakutan yang selama ini terpendam dalam
diri. Selain itu, konseli menghadapi perasaan terancam yang kuat disertai
dengan perasaan kehilangan harapan untuk hidup yang lebih mapan, pada fase ini
konselor memberikan dukungan dan motivasi berusaha memberikan keyakinan ketika
konseli cemas dan ragu-ragu mengadapi masalahnya.
d. Tahap keempat (integration)
Pada tahap ini konseli sudah mulai
dapat mengatasi krisis-krisis yang dieksplorasi sebelumnya dan mulai
mengintegrasikan keseluruhan diri (self), pengalaman dan emosi-emosinya dalam
perspektif yang baru. Konseli telah mampu menerima ketidakpastian, kecemasan
dan ketakutannya serta menerima tanggung jawab atas kehidupannya sendiri, tahap
ini terdiri dari beberapa langkah sbb:
ü Membentuk kembali pola-pola hidup
dalam bimbingan pemahaman baru dan insight baru
ü Memfokuskan pada pembuatan kontak
relasi yang memuaskan
ü Berhubungan dengan masyarakat dan
komonitas secara luas, menerima ketidakpastian dan kecemasan yang dapat
menghasilkan makna-makna baru
ü Menerima tanggung jawab untuk hidup
baru
e. Tahap kelima (ending)
Pada tahap ini konseli siap untuk
memulai kehidupan secara mandiri tanpa supervise konselor, yang ditandai oleh
proses-proses berikut:
ü Berusaha
untuk melakukan tindakan antisipasi akibat hubungan konseling yang telah
selesai
ü Memberikan
proses pembahasan kembali isu-isu yang ada
ü Merayakan
apa yang telah dicapai
ü Menerima
apa yang belum tercapai
ü Melakukan
antisipasi dan perencanaan terhadap krisis dimasa depan
ü Membiarkan
pergi dan melanjutkan kehidupan
J.
Kelebihan
dan kekurangan
a) Kelebihan
·
Menekankan pada
keseluruhan kesatuan perilaku
·
Pentingnya perilaku non
verbal sebagai bagian integraf sumber pengetahuan terhadap
individu
b) Kelemahan
·
Pendekatan
gestalt cenderung kurang memperhatikan
faktor kognitif
·
Pendekatan
gestalt menekankan tanggung jawab atas diri sendiri,
tetapi mengabaikan tanggung jawab pada orang lain
· Dapat
terjadi klien saling bereaksi negatif terhadap sejumlah teknik gestalt karena
dianggap dirinya masih anak kecil atau orang bodoh
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking